This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 30 Juni 2013

Penilaian Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan



Penilaian atau evaluasi dalam pembelajaran penting dilakukan untuk mengetahui hasil dari suatu proses pembelajaran tersebut. proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagian mana yang belum dan apa sebabnya. Penilaian atau evaluasi dalam cakupan yang lebih luas yaitu:
Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Dengan demikian, penilaian pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan secara kualitatif tentang nilai dari sesuatu: baik, sedang, kurang, buruk dan lain­lain.
Tujuan dari penilaian atau evaluasi proses dan hasil dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
1) Membelajarkan kembali (re­edukasi). Menilai itu bukan memvonis siswa dengan harga mati, lulus atau gagal, melainkan untuk mencari informasi tentang pengalaman belajar serta didik dan informasi tersebut digunakan sebagai balikan (feed back) untuk membelajarkan mereka kembali.
2) Merefleksi pengalaman belajar. Dalam hal ini, penilaian dijadikan media untuk merefleksikan (bercemin) pada pengalamanan yang telah siswa miliki dan kegiatan yang telah mereka selesaikan. Reflkesi pengalaman belajar merupakan satu cara untuk belajar, menghindari kesalahan di masa yang akan datang dan untuk menetapkan kinerja. Di samping itu, penilaian juga dapat dijadikan sarana untuk merefleksi kinerja guru.
3) Memantau kemajuan atau mendiagnosis kemampuan belajar siswa, sehingga memungkinkan dilakukan pengayaan remediasi untuk memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya.
Dengan demikian, penilaian atau evaluasi dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa, untuk mengetahui serta memantau sejauh mana proses dan hasil kinerja guru dalam mengajar serta hasil belajar siswa.
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas mengemukakan bahwa: Penilaian dalam mata pelajaran Kewarganegaraan diarahkan untuk mengukur pancapaian indikator hasil belajar. Penilaian dapat menggunakan model penilaian berdasarkan perbuatan (performance based assessment)
atau juga dikenal dengan penilaian otentik (authentic assessment).

Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan penilaian secara keseluruhan program mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan pengawasan. Dengan demikian yang dimaksud dengan penilaian hasil belajar adalah proses penentuan nilai terhadap hasil belajar yang ingin dicapai siswa.
Evaluasi dalam pembelajaran PKn merupakan bagian yang terpadu dari proses belajar mengajar dan bukan suatu bagian tersendiri serta bukan kegiatan akhir dari suatu pendidikan.
Evaluasi PKn secara garis besar terdiri atas teknik tes dan non tes atau melalui prosedur formal dan informal. Dalam prosedur formal atau penggunaan tes objektif dan essay. Yang umum digunakan dalam tes objektif antara lain meliputi:
1) Pilihan ganda.
2) Menjodohkan.
3) Melengkapi essay.
4) Benar salah.
5) Mengenai/bereaksi terhadap situasi kritis dan problematik.
Sedangkan yang tergolong teknik non tes atau prosedural informal yaitu:
1) Teknik observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan seksama serta pencatatan secara tematis.
2) Daftar cocok merupakan suatu daftar pertanyaan dimana responden tinggal memberikan tanda cek list (1) pada tempat yang telah disediakan.
3) Skala penilaian (Rating Scale) merupakan suatu teknik untuk menggambarkan suatu nilai yang dimanifestasikan dalam bentuk angka terhadap hasil pertimbangan.
4) Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau butir­butir yang meminta kepada responden untuk memberi tanda atau cek (1) dengan cara tertentu.
5) Wawancara, teknik ini berguna untuk menilai kemajuan siswa dalam pengembangan nilai moral.

Cara Mengganti Icon Mouse Terbaru

Icon mouse pada blog atau situs bisa dirubah sesuai dengan keinginan agar lebih cantik dan menarik bila dilihat banyak pengunjung. Pada posting kali ini Kolombloggratis.Org akan searching artikel terbaru tentang cara mudah menganti atau merubah icon gambar mouse ( pointer ) pada blog atau website, mungkin sobar setia kolom blog gratis pernah melihat salah satu situs yang gambar mouse poniternya terlihat berbeda dari situs yang lainnya, situs tersebut sudah menerapkan cara seperti pada artikel situs dan terlihat lebih indah dan menarik. cara tersebut bisa sobat terapkan pada blog atau website sobat dengan mudah karena pada posting kali ini akan searching cara mengganti icon mouse terbaru dengan cara mudah dengan menambahkan sedikit ko HTML javascript dengan tujuan pengunjung tidak mudah bosan berkunjung ke situs karena banyak hal yang menarik yang tidak ada pada situs lainnya contohnya seperti icon mouse, berikut cara mengganti / merubah icon mouse terbaru,...

Cara Mengganti Icon Mouse Terbaru
  1. Siapkan gambar ukuran 32mm, format jpeg, png, gif
  2. Silakan login akun blogger
  3. Pilih template
  4. Edit HTML
  5. Cari kode ]]></b:skin>
  6. Copy kode di bawah ini diatasnya
  7. body, a, a:hover {cursor: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0wnCSTZEPt22XC9JUE0l0XQW2A8SBrfLQ1KRnKMijYAV-jNRjeUqLbrNxasDSv9HCX6DjV1laELburlTlxXpqztAgHOQA4krQj5EMMSjf3mc6k345mQEoj52npT2i6cf_0zFC6rj7-rg/s1600/www.kolombloggratis.blogspot.png), progress;}
  8. Ganti alamat Url dengan alamat gambar sobat
  9. Klik simpan / save template

Drag race honda C70,C50,C90 Anniversary Koentoel Soerobojo


Kamis, 02 Mei 2013

Hasil Karya Seni ku







Selasa, 30 April 2013

Rumus 16 Tenses Beserta Contoh










Description: E:\16-tenses-25.jpg



Dani Dwi Cahyono
11.141.147
PGSD 3D
 
 





































































































PRESENT TENSES
*Rumus:
1) Positif (+) = S+V1(es/s)+O
2) Negatif (-) = S+Do/does+Not+V1+O
3) Introgatif(?) =Do/does+S+V1+O

*Example:
1. (+) He writes a letter every month
(-) He doesn’t writes a letter every month
(?) Dors he writes a letter every month?
(? ) Do they go to Jakarta every years?

B.FUNGSI PRESENT TENSES
1. Dilakukan untuk melakukan perbuatan kebiasaan:
2. Digunakan untuk menyatakan suatu kebenaran umum:

C. Time Signal
1. Usually
Ex: I usually get up at 5 o’clock
2. Always
Ex: I always drink milk
3. Often
Ex: I often goes to my grand mother house
4. Generally
Ex: A rectangular has four corner
5. Seldom
Ex: She seldom goes to school by car







PRESENT CONTINOUS TENSES
*Rumus:
1. Positif : S+V.ing+O
2. Negatif : S+do/does+not+V1+O
3. Introgatif : Do/does +S+V1+O

*Example:
1. (+) I am teaching English at the first grade of SMK 2 MEI
(-) I am not teaching English at the first grade of SMK 2 MEI
(?) Am I teaching Englidh at the first grade of SMK 2 MEI?

B. FUNGSI PRESENT CONTINOUS TENSE
a. Digunakan untuk menyatakan perbuatan yang sedang terjadi
b. Digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan yang bersifat sementara

C.TIME SIGNAL
1. Today
Ex : Iam today teaching English
2. Right now
Ex : Rini is working right now
3. When
Ex : Rina is coming hear when I go to park
4. Now
Ex : Roy is going to Bandung now
5. Still
Ex : He is still angry to me


PAST TENSES
*Rumus:
1. Positif (+) : S+V2+O
Negatif (-) : S+Did not+V2+O
Introgatif (?): Did+S+V2+O

*Example:
1. (+) Sarah invite me last week
(-) Sarah did not invite last week
(?) Did Sarah invite last week?

B. FUNGSI PENGGUNAAN PAST TENSES
Digunakan untuk menyatakan suatu kejadian yang dimulai dan kejadian ituberakhir , pada masa yang lampau. Dan sampai sekarang ini , sudah tidak ada hubungannya lagi. Kejadian yang lampau itu, baik dilakukan secara berkali-kali atau sekali.

C. TIME SIGNAL
1. Last Year
Ex: I went to Yogjakarta last year
2. Yesterday
Ex: Dini went to my home yesterday
3. Last Week
Ex: I fineshed my worked lasr week
4. Ago
Ex: She taught English three days ago
5. Last Saturday
Ex: I went to here last Saturday




PAST CONTINOUS TENSES
*Rumus:
1. Positif (+): S+was/were+vVing+O
2. Negatif (-): S+was/were+not+v.ing+o
3. introgatif (?): was/were+S+v.ing+o

*Examp;e:?
1. (+) He was playing football yesterday
(-) He was not playing football yesterday
(?) was he playing football yesterday?

B. FUNGSI PENGGUNAAN PAST CONTINOUS TENSES
a. Digunakan untuk menyatakan dua kejadian yang sedang berlangsungdalam waktu yang bersamaan di masa yang lampau.
b. Digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan yang sedang berlangsung pada masa yang lampau.
c. Bentuk ini, juga digunakan untuk menyatakan dua kejadian yang bersamaan waktu dan berlangsung lama pada masa yang lampau.

C. TIME SIGNAL
1. Last Week
Ex: at seven o’clock last week
2. Yesterday
Ex: all day yesterday






SIMPLE FUTURE TENSES
*Rumus:
1. Positif (+): S+shall+/will+V1+O
2. Negatif(-): S+shall/will+not+V1+O
3. Introgatif (?): Shall/will+S+V1+O

*Example:
1. (+) He will go to Pasir Panjang tomorrow morning
(-) He will not go to Pasir Panjang tomorrow morning
(?) Will he go to pasir Panjang tomorrow morning?

B. FUNGSI SIMPLE FUTURE TENSES
a. digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan yang akan dilakukan.
b. Juga bisa digunakan untuk menyatakan syatu janji.
c. Digunakan untuk menyatakan suatu janji,tapi dengan syarat:
d. Digunakan untuk menyantks\an meminta tolong kepada seseorang.

C. TIME SIGNAL
1. Tomorrow
Ex: I shall work tomorrow
2. next week
Ex: I shall teach next week
3. Next Mounth
Ex: He will study in here next mounth




PAST FUTURE TENSES
*Rumus:
1. Positif (+): S+should/would+V1+O
2. Negatif (-): S+should/would+not+V1+O
3. Introgatif (?): Should/would+S+V1+O

*Example:
1. (+) She would have breakfast before at seven
(-) She would not have breakfast before at seven
(?) Would she have breakfast before at seven?

B. FUNGSI PAST FUTURE TENSES
Digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan yang akan dilakukan pada masa lampau.

C. TIME SIGNAL
1. Last year
Ex: He would go to Semarang last year
2. Last week
Ex: They would trip a Paris last week
3. Before
Ex: I should by a car the day before
4. Next day
Ex: She should go to Riau next day
5. Invited
Ex: They would come if you invited him









PRESENT PERFECT TENSES
*Rumus:
1. Posituf (+) : S+have/has+V3+O
2. Negatif (-) : S+have/has+not+V3+O
3. Introgatif (?): Have/has+S+V3+O

*Example:
1. (+) We have learned English for two years
(-) We have not learned English for two years
(?) Have we learned English for two years?

B. FUNGSI PRESENT PERFECT TENSES
a. Digunakan untuk menyatakan suatu kejadian di masa yang lampau tanpa menyebutkan waktu yang khusus (tertentu).
b. Digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan di masa lampau dan kegiatan masih berlangsung sampai saat ini.
c. Digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan yang baru saja telah terjadi.

C. TIME SIGNAL
1. Already
Ex: have had breakfast already
2. Three Times
Ex: I have been drink medicine three times a day
3. Finally
Ex: finally, He has started to finally



PAST PERFECT TENSES
*Rumus:
1. Positif (+): S+had+V3+O
2. Negatif (-): S+had not+V3+o
3. Intrigattif (?):Had+S+V3+O

*Example:
1. (+) The train had left before I arrived
(-) The train had not left before I arrived
(?) Had the train left before I arrived?

B. FUNGSI PAST PERFECT TENSES
a. Digunakan untuk menyatakan kejadian yang selesai sebelum kejadian lain terjadi dimasa lampau.
b. Digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan yang terjadi sebelum waktu tertentu dimasa yang lampau.

C. TIME SIGNAL
1. On
Ex: On sunday morning, I painted my car
2. When
Ex: When my brother arrived, I had painted my car
3. Before
Ex: The train had left before I arrived
4. After
Ex: She told me her name after I had asked her twice





FUTURE CONTINOUS TENSES
*Rumus:
1. Positif (+): S+shall/will+be+Ving+O
2. Negatif (-): S+shall/will+not+be+Ving+O
3. Introgatif (?): Shall/will+S+be+ving+O

*Example:
1. (+) I shall be waiting for you in this station at four
(-) I shall not be waiting for you in this station at four
(?) Shall I be waiting for you in this station at four?

B.FUNGSI FUTURE CONTINOUS TENSES
a. Digunakan untuk menyatakan suatu rencana, yang dilaksanakan mendatang.
b. Untuk menyatakan suatu perbuatan akan dilakukan dengan waktu tertentu, pada masa mendatang.

C. TIME SIGNAL
1. At nine a o’clock tomorrow
Ex: I shall be working at nine a o’clock tomorrow morning
2. At this time next year
Ex: at this time next year, Peter will be traveling in Japan








PRESENT PERFECT CONTINOUS TENSES
*Rumus:
1. Positif (+): S+have/has+been+Ving+O
2. Negatif (-): S+have/has+not+been+Ving+O
3. Itrogatif (?): Have/has+S+been+Ving+O

*Example:
1. (+) I have been going to Pantai Samudra for my holiday since 2002
(-) I have not going to Painting Samudra for my holiday since 2002
(?) Have I going to Pantai Samudra for my holiday since 2002?

B. FUNGSI PRESENT PERFECT CONTINOUS TENSES
a. Digunakan untuk mnyatakan suatu perbuatan yang menjadi kebiasaan pada masa yang lampau, dan perbuatan itu masih berlangsung hingga saat ini.?
b. Digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan yang telah terjadi dimasa lampau dan akan berlangsung sampiai sekarang.

C. TIME SIGNAL
1. Since
Ex: We have been waiting for you since ne o’clock
2. For
Ex: She has been studying English for over five tears
3. This mounth

PAST PERFECT CONTINOUS TENSES
*Rumus:
1. Positif (+): S+had+been+vVng+O
2. Negatif (-) :S+had+not+been+Ving+O
3. Introgatif (?): Had+s+been+ving+o

*Example:
1. (+) I had been playing a football when they came
(-) I had not been playing a football when they came
(?) Had I been playing a football when they came?

B. FUNGSI PASTPERFECT CONTINOUS TENSES
Digunakan untuk menyatakan suatu kejadian yang berlangsung lama
sebelum kejadian yang lain di masa yang lampau juga.

C. TIME SIGNAL
1. When
Ex: I finished my dinner, Peter had been

















FUTURE PERFECT TENSES
*Rumus:
1. Positif (+): S+will/shall+have+V3+O
2. negatif (-) : S+will/shall+not+have+V3+O
3. Introgatif (?): Will/shall+S+have+V3+O

*Example:
1. (+) She will have written his lesson by time he go out
(-) She will not have written his lesson by time he go out
(?) Will she have written his lesson by time he go out?

B. FUNGSI FUTURE PERFECT TENSES
a. Digunakan untuk menyatakan suatu perbutan yang akan selesai, Sebelum waktu yang lain dimasa mendatang.
b. Juga digunakan untuk menyatakan suatu peristiwa akn selesai sebelum perbuatan lain, dimasa yang akan datang.

C.TIME SIGNAL
1. By the end of
Ex: John will have done his work by the end of this week
2. By next
Ex: By next week he will have read this book






FUTURE PERFECT CONTINOUS TENSES
*Rumus:
1. Positif (+): S+shall/will+have+been+Ving+O
2. Negatif (-): S+shall+will+not+have+been+Ving+O
3. Introgatif (?):Shall/will+S+have+been+Ving+O

*Example:
1. (+) I shall have been writing a letter at this time tomorrow
(-) I shall not have been writing a letter at this time tomorrow
(?) Shall I have been writing a letter at this time tomorrow?

B. FUNGSI FUTURE PERFECT CONTINOUS TENSES
a. Digunakan untuk menyatakan suatu kejadian yang sudah dikerakan pada masa yang lampau,dan masih berlangsung pada waktu tertentu dimasa yang akan datang.

C. TIME SIGNAL
1. By the end of this year
Ex: by the end of this year we shall have been studying Jerman for four year
2. By the end of this month
Ex: By the end of this month, I shall have been working in this office for five years



FUTURE PAST CONTINOUS TENSES
*Rumus:
1. Positif (+): S+should/would+be+Ving+O
2. Negatif (-): S+should/would+not+be+V.ing+O
3. Introgatif (?): Should/would+S+be+V.ing+O

*Example:
1. (+) I should be finishing this home work at this time following week
(-) I should not be finishing this home work at this time following week
(?) Should I be finishing this home work at this time following week?

B. FUNGSI FUTURE PAST CONTINOUS TENSES
Digunakan untuk menyatakan suatu kejadian yang akan sedang dilakukan pada masa yang lampau.

C. TIME SIGNAL
Last week
Ex: At six o’clock last week, I should be buying in this supermarket











FUTURE PAST PERFECT TENSES
*Rumus:
1. Positif (+): S+should/would+have+V2+O
2. Negatif (-): S+should/would+not+have+V2+O
3. Introgatif (?): Should/would+S+not+have+V2+O

*Example:
1. (+) He would have sucses if he had worked here
(-) He would not have sucses if he had worked here
(?) Would he have sucses if he had worked here?

B. FUNGSI FUTURE PAST PERFECT TENSES
Digunakan untuk menyatakan suatu pengandaian yang tidak mungkin terjadi karena syarat yang tidak terpenuhi, namun hanya sebagai bayangan saja.

C. TIME SIGNAL
1. If he had studied hard
Ex: They would have graduated if they had studied hard












FUTURE PAST PERFECT CONTINOUS TENSES
*Rumus:
1. Positif (+): S+should/would+have+been+V.ing+O
2. Negatif (-): S+should/would+not+have+been+V.ing+O
3. Inttrogatif (?): Should/would+S+have+been+V.ing+O

*Example:
1. (+) By last Febuary I should have been working this restaurant for one year
(-) By last Febuary I should not have been working this restaurant for one year
(?) should by last Febuary I have been working this restaurant for one year?

B. FUNGSI FUTURE PAST PERFECT TENSES
Digunakan untuk menyatakan suatu kejadian yang sudah sedang berlangsung pada waktu yang lampau.

C. TIME SIGNAL
1. By the end of this week
Ex: By the ed of this week, I should have come here
2. By the end of this mounth
Ex: By the end of this mounth, He would have graduated studied

Metode Koperatif Lerning



Cooperatif Learning
1.    Pengertian Metode Pembelajaran Cooperatif Learning
Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003: 206).
Model pembelajaran cooperative learning adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal.
Model pembelajaran cooperative learning akan dapat memberikan nunasa baru di dalam pelaksanaan pembelajaran oleh semua bidang studi atau mata pelajaran yang diampu guru. Karena pembelajaran cooperative learning dan beberapa hasil penelitian baik pakar pendidikan dalam maupun luar negeri telah memberikan dampak luas terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dampak tersebut tidak saja kepada guru akan tetapi juga pada siswa, dan interaksi edukatif muncul dan terlihat peran dan fungsi dari guru maupun siswa.
Peran guru dalam pembelajaran cooperative learning sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator terlihat jelas. Kondisi ini peran dan fungsi siswa terlihat, keterlibatan semua siswa akan dapat memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan de-mokratis, dan masing-masing siswa punya peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain.
2.    Tujuan Pembelajaran Kooperatif
            Pelaksanaan model cooperative learning membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Cooperative leraning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong-menolong dalam beberapa perilaku sosial. Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.
            Pada dasarnya model cooperative learning di kembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim, et al.(2000) dalam Isjoni (2010), yaitu:
1.                       Hasil belajar akademik
Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan  dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, cooperative learning dapat memberi keuntungan, baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

  1. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
  1. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

3 . Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya:
a.   Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.
b.   Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c.   Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.
d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Selain itu, terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada dalam
model pembelajaran kooperatif yaitu:
a.   Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.
b.   Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
c.   Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
d.   Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.

4. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok kecil, di mana Muslim Ibrahim (2006 : 6, dalam Depdiknas 2005 : 45) menguraikan unsur-unsur pembelajaran Kooperatif sebagai berikut:
a.   Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.
b.   Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti milik mereka sendiri.
c.   Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
d.   Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
e.   Siswa akan dikena evaluasi atau hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua kelompok.
f.    Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
g.   Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif
Dengan memperhatikan unsur-unsur pembelajaran kooperatif tersebut, peneliti berpendapat bahwa dalam pembelajaran kooperatif setiap siswa yang tergabung dalam kelompok harus betul-betul dapat menjalin kekompakan. Selain itu, tanggung jawab bukan saja terdapat dalam kelompok, tetapi juga dituntut tanggung jawab individu.

5. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif:
Sebagai seorang guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa tentu ia akan memilih manakah model pembelajaran yang tepat diberikan untuk materi pelajaran tertentu. Apabila seorang guru ingin menggunakan pembelajaran kooperatif, maka haruslah terlebih dahulu mengerti tentang pembelajaran kooperatif tersebut. Dalam hal ini Muslim Ibrahim (dalam Depdiknas, 2005 : 46) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a.   Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
b.   Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c.   Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.
d.   Penghargaan lebih berorientasi pada individu.
Dengan memperhatikan ciri-ciri tersebut, seorang guru hendaklah dapat membentuk kelompok sesuai dengan ketentuan, sehingga setiap kelompok dapat bekerja dengan optimal.

6. Fase-Fase dalam Cooperative Learning
Terdapat 6 fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif (Arends, 1997:113), yaitu:
Langkah
Indikator
Tingkah Laku Guru

Langkah 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
Langkah 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa
Langkah 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menginformasikan pengelompokan siswa
Langkah 4
Membimbing kelompok belajar
Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompokkelompok belajar
Langkah 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah  dilaksanakan
Langkah 6

Memberikan
Penghargaan
Guru memberi penghargaan hasil
belajar individual dan kelompok.

7. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif
 Jenis-jenis pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1.    Numbered Heads Toghether (NHT) atau Kepala Bernomor, langkah-langkahnya:
1)   Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap peserta didik mendapatkan nomor
2)   Guru membagikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3)   Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap kelompok mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4)   Guru memanggil salah satu nomor siswa untuk melaporkan hasil kerja mereka
5)   Peserta didik yang lain memberi tanggapan
6)   Guru menunjuk nomor yang lainnya untuk kelompok berikutnya
7)   kesimpulan
  1. Think Pair and Share (TPS)
Srategi Think-pair-share yang digunakan oleh para guru menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1)   Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2)   Peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3)   Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya dan mengutarakan pemikiran masing-masing
4)   Guru memimpin diskusi kecil. Tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5)   Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para peserta didik
6)   Guru memberi kesimpulan/penutup
  1. STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Strategi ini menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1)   Membentuk kelompok beranggotakan 4 peserta didik secara heterogen
2)   Guru menyajikan pelajaran
3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang mengetahui menjelaskan kepada lainnya sampai mengerti
4)   Guru memberi pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat peserta didik menjawab pertanyaan tidak boleh saling membantu
5)   Memberi evaluasi
6)   penutup
  1. Jigsaw
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1)   Peserta didik dikelompokkan beranggotakan 4
2)   Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3)   Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian bab atau sub bab yang sama bertemu dengan kelompok baru (Kelompok Ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
4)   Setelah selesai diskusi sebagian tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan berganian mengajar atau melaporkan hasil diskusinya kepada teman satu tim mereka tentang sub bab yang harus dibahas
5)   Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya
6)   Guru memberikan evaluasi
7)   Penutup
8. Kekurangan dan Kelebihan Metode Pembelajaran Cooperatif Learning
 Jarolimek & Parker (1993) mengarakan kelebihan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1) Saling ketergantungan yang positif;
2). Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu;
3) Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas;
4) Suasana kelas yang rileks dan menyenanakan;
5 Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru; dan
6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

Sedangkan untuk kekurangan metode pembelajaran Cooperative Learning :
Kekurangan model pembelajaran cooperative learning bersumber pada dua faktor yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut:
1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu;   
2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai;
3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan;
4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasip.








PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Cooperative learning adalah suatu metode pengajaran yang man pra siswa bekerja dlam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran.
2. Tujuan cooperative learning dalah untuk meningkatkan hasil belajar akademik, menerima terhadap perbedaan individu, dan mengembngkan ketrmpilan social.
3. Karakteristik cooperative learning antara lain: Positive Independence, Personal Responsibility, Face to Face Promotive Interaction, Interpersonal Skill, Group Processing.
4. Model- model cooperative lerning antar lain : jigsaw, group invesgation dan listening team.
5. Peran guru dalam cooperative lerning adalah sebagai fasilitator, modiator, director motivtor dan evaluator.
6. Sintak model pembelajaran cooperative learning antara lain: present goals and set, present information, organize student into learning teams, assist tem work and study, test on the materilis dan provide recognition.
B. Saran-saran
Dari pemaparan makalah diatas, pemakalah mengharapkan kesadaran dari pembaca tentang pentingnya memahami model-model pembelajaran karena nantinya bisa kita jadikan bekal dalam mendidik peserta didik kita, supaya menjadi peserta didik yang berkualitas. Dari pemakalah sendiri minta maaf banyak jika banyak kekurangan. Maka kami harapkan saran dan kritikannya.